Pages

Minggu, 29 Januari 2023

Budaya Positif

BUDAYA POSITIF


Nama : Nanang Abdullah, S.Pd.

CGP Angkatan ke 7 Kabupaten Kendal

SMK Negeri 2 Kendal

 

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat untuk saya , sehingga saya bisa menyelesaikan materi Pendidikan guru penggerak di modul 1.4 tentang Budaya Positif ini.

Jurnal dwi mingguan ini saya tulis guna menggambarkan refleksi saya terhadap materi yang telah saya pelajari di  modul 1.4. tentang Budaya Positif . Tugas Dwi mingguan ini merupakan tugas terakhir setelah berakhirnya modul yang telah di pelajari oleh guru penggerak.  Nantinya saya akan menulis semua pengalaman saya yang saya rasakan selama mempelajari modul 1.4. tentang Budaya Positif .

Untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 1.4.  tentang Budaya Positif  ini, saya akan menuangkannya dengan model 4F yaitu Facts (peristiwa), Feelings (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future (penerapan ke depan).

 

A.    PERISTIWA (FACTS)

Memasuki minggu ke 1 bulan Desember 2022 , tepatnya mulai tanggal 6 Desember 2022 saya mulai mempelajari modul 1.4  yaitu tentang Budaya positif  . saya mulai mempelajari materi mulai dari diri dan eksplorasi konsep secara mandiri. Pada modul ini CGP diarahkan dapat mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah, Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Pada tanggal 7 Desember  2022  juga diadakan forum diskusi lewat LMS dengan pantauan bapak fasilitator saya yaitu Bapak Fahrudin . Disini kita saling diskusi menyampaikan pendapat dan mengomentari pendapat teman lain yang membahas materi diantaranya :

A.  Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP dapat menjelaskan  makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori control, CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia. Dan CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.

B.   Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya, CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan  konsep pendekatan restitusi dan CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

C.   Keyakinan Kelas

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, CGP dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas, CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.

D.  Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru , CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan , CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.

E.   Restitusi - Lima Posisi Kontrol

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya, CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka dan CGP dapat menganalisis secara kritis,  reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.

F.    Restitusi - Segitiga Restitusi

Dimana diharapkan setelah mempelajari matari ini CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah, CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka dan CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya.

Setelah mempelajari eksplorasi konsep, saya melanjutkan ke forum di skusi eksplorasi konsep  pada tanggal 12 Desember  2022 di lanjutkan dengan kegiatan ruang kolaborasi. Pada alur ini, kami melakukan ruang kolaborasi melalui google meet pada tangal 12 Desember  2022 bersama fasilitator Bapak Fahrudin dan teman- teman di kelas A 07.082 Jawa Tengah. Pada alur kolaborasi ini kami dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian kami berkolaborasi melalui ruang virtual untuk membahas 4  kasus budaya positif   yang telah disepakati,

Saya bersama teman satu kelompok mendapatkan kasus 1 tentang kejadian kelas yang mengalami pergantian guru pelajaran dikarenakan guru pokok yang sakit . dari hasi diskusi kami menjelaskan tentang Langkah-langkah restitusi yang dilakukan meliputi : menstabilkan identitas, validasi Tindakan yang salah, menanyakan keyakinan,   dan setelah itu di presentasikan melalui ruang kolaborasi google meet yang dilaksanakan pada tanggal 13   Desember  2022 di jam sore yaitu jam 19.30 s/d 21 .45 WIB. Yang menarik setelah ruang kolaborasi kami mendapat masukkan yang sangat bermanfaat dari fasilitator kami terkait dengan budaya positif  yang telah kami paparkan sebelumnya.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi kontekstual pada tanggal 15  Desember  2022 dengan tugas melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu murud di sekolah dengan Langkah membuat scenario restitusi dan membuat video dokumentasi hasil praktik segitiga restitusi yang sudah dilaksanakan dan di kirim ke LMS.

Kegiatan di modul 1.4  ini diakhiri dengan kegiatan diskusi virtual di ruang Elaborasi pemahaman bersama instruktur nasional yaitu ibu Siti Hamidah pada hari Jumat tanggal 19  Desember 2022 pada jam 13.00 s/d 14.30 WIB.

 

B.     PERASAAN (FEELINGS)

Setelah mempelajari modul 1.4. tentang budaya positif yang meliputi disiplin positif, teori motivasi, nilai-nilai kebajikan universal dan keyakinan kelas, lima posisi kontrol guru, lima kebutuhan dasar manusia, dan restitusi maka ada perubahan yang fundamental pada diri saya. Saya jadi lebih terbuka agar cara menangani siswa menjadi lebih baik lagi. Selama ini cara  menangani siswa yang bermasalah tidak didasarkan pada pengetahuan terkait budaya positif, maka yang terjadi siswa kelihatan patuh terhadap apa yang diinginkan guru. Penanganan siswa cenderung pada posisi sebagai penghukum tanpa memperdulikan dampak negatif yang muncul pada diri siswa.

Disisi lain saya  tidak memperhatikan akan pentingnya keyakinan kelas. Yang selama ini saya jalankan hanyalah kesepakatan kelas yang mengandung konsekuesi yang bersifat menghukum. Dampak negatif yang ditimbulkan pada diri siswa tidak saya perhatikan. Awalnya saya berpendapat rasa ikhlas akan muncul bila mereka sudah terbiasa melakukan walau dengan terpaksa.

Hambatan penerapan budaya positif yang paling dirasakan diantaranya motivasi yang ditimbulkan dari treatment yang saya berikan menjadikan siswa hanya sekedar menghindari ketidaknyamanan (hukuman) saja. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kejadian ketika saya tidak hadir mendampingi siswa, maka mereka akan mengabaikan semua peraturan yang sudah disepakati bersama. Contoh kegiatan: Siswa tidak membersihkan bengkel selesai praktik ketika saya tidak hadir mendampingi siswa. Ada juga siswa sering tidak masuk kelas (Alpha) pada saat jam pembelajaran tertentu. Siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu atau bahkan tidak mengerjakan sama sekali.

Untuk mengatasi hambatan rendahnya motivasi instrinsik siswa, maka saya harus mengubah cara membimbing siswa terutama yang bermasalah. Kiranya perlu segera disepakati adanya keyakinan kelas yang bisa membangun budaya positif siswa. Posisi kontrol yang dikedepankan yakni sebagai manajer. Posisi kontrol yang lain tetap bisa dilakukan untuk menunjang keberhasilan posisi kontrol manajer. Saya berharap pengetahuan budaya positif ini bisa ditularkan ke sesama teman sejawat agar penerapan budaya positif ini bisa berdampak luar pada murid.

 

C.    PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang dapat saya ambil selama menerapkan restitusi dalam rangka menumbuhkan budaya positif yakni setiap masalah yang timbul dari diri siswa pasti ada sebab/tujuannya. Hal baru yang saya dapatkan yakni dengan memahami pengetahuan akan budaya positif maka muncul variasi cara menangani siswa. Dalam menangani siswa selalu memperhatikan efek negatif yang timbul diusahakan  seminimal mungkin. Usahakan solusi yang dimunculkan bersumber dari siswa itu sendiri, agar mereka menjadi lebih kuat dan merasa dihargai. 

 

D.    PENERAPAN (FUTURE)

Sebagai guru saya harus mampu menggali informasi sedetail mungkin sumber masalah siswa. Bila sudah tergali sumber masalahnya, baru memunculkan solusi. Usahakan solusi yang ditawarkan bersumber dari inisiatif siswa sendiri, agar dalam memecahkan masalahnya mereka tidak merasa di tekan.  Usahakan agar mereka tetap bersemangat melakukannya tanpa disuruh guru. Sesekali dilakukan konfirmasi terhadap perubahan perilaku siswanya. Bila masih belum berubah lakukan restitusi ulang.