BUDAYA POSITIF
Nama : Nanang Abdullah, S.Pd.
CGP Angkatan ke 7 Kabupaten Kendal
SMK Negeri 2 Kendal
Alhamdulillah,
puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat untuk saya ,
sehingga saya bisa menyelesaikan materi Pendidikan guru penggerak di modul 1.4
tentang Budaya Positif ini.
Jurnal
dwi mingguan ini saya tulis guna menggambarkan refleksi saya terhadap materi
yang telah saya pelajari di modul 1.4.
tentang Budaya Positif . Tugas Dwi mingguan ini merupakan tugas terakhir
setelah berakhirnya modul yang telah di pelajari oleh guru penggerak. Nantinya saya akan menulis semua pengalaman
saya yang saya rasakan selama mempelajari modul 1.4. tentang Budaya Positif .
Untuk
merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 1.4. tentang Budaya Positif ini, saya akan menuangkannya dengan model 4F
yaitu Facts (peristiwa), Feelings (perasaan), Findings (pembelajaran), dan
Future (penerapan ke depan).
A.
PERISTIWA (FACTS)
Memasuki minggu ke 1 bulan Desember
2022 , tepatnya mulai tanggal 6 Desember 2022 saya mulai mempelajari modul 1.4 yaitu tentang Budaya positif . saya mulai mempelajari materi mulai dari
diri dan eksplorasi konsep secara mandiri. Pada modul ini CGP diarahkan dapat mengaktifkan
pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan
Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di
sekolah, Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat
menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang
bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar
Dewantara.
Pada tanggal 7 Desember 2022 juga diadakan forum diskusi lewat
LMS dengan pantauan bapak fasilitator saya yaitu Bapak Fahrudin . Disini kita
saling diskusi menyampaikan pendapat dan mengomentari pendapat teman lain yang
membahas materi diantaranya :
A. Disiplin
Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP dapat menjelaskan makna
‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang
terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma
stimulus respon kepada teori control, CGP dapat menjelaskan makna Disiplin
Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori
Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia. Dan CGP menjelaskan pentingnya
memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati
seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.
B. Teori
Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi
Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya, CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan konsep pendekatan restitusi dan CGP dapat
melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep
tersebut di lingkungannya sendiri.
C. Keyakinan
Kelas
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai
fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam
memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, CGP dapat
menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan
kelas, CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam
menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka
masing-masing.
D. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan
manusia baik murid maupun guru , CGP dapat menganalisis dampak tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang
tidak sesuai dengan nilai kebajikan , CGP dapat mengidentifikasi peran dan
sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan
kebutuhan anak yang beragam.
E. Restitusi
- Lima Posisi Kontrol
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama
ini dan dampaknya untuk murid-muridnya, CGP dapat menerapkan disiplin restitusi
di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang
bertanggung jawab, mandiri dan merdeka dan CGP dapat menganalisis secara
kritis, reflektif, dan terbuka atas
penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.
F. Restitusi
- Segitiga Restitusi
Dimana diharapkan setelah mempelajari matari
ini CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin
positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah, CGP dapat
menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi
murid merdeka dan CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis
penerapan disiplin positif di lingkungannya.
Setelah mempelajari eksplorasi konsep,
saya melanjutkan ke forum di skusi eksplorasi konsep pada tanggal 12 Desember 2022 di lanjutkan dengan kegiatan ruang
kolaborasi. Pada alur ini, kami melakukan ruang kolaborasi melalui google meet
pada tangal 12 Desember 2022 bersama
fasilitator Bapak Fahrudin dan teman- teman di kelas A 07.082 Jawa Tengah. Pada
alur kolaborasi ini kami dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian kami
berkolaborasi melalui ruang virtual untuk membahas 4 kasus budaya positif yang
telah disepakati,
Saya bersama teman satu kelompok mendapatkan
kasus 1 tentang kejadian kelas yang mengalami pergantian guru pelajaran
dikarenakan guru pokok yang sakit . dari hasi diskusi kami menjelaskan tentang
Langkah-langkah restitusi yang dilakukan meliputi : menstabilkan identitas,
validasi Tindakan yang salah, menanyakan keyakinan, dan
setelah itu di presentasikan melalui ruang kolaborasi google meet yang
dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2022 di jam sore yaitu jam 19.30 s/d 21 .45
WIB. Yang menarik setelah ruang kolaborasi kami mendapat masukkan yang sangat
bermanfaat dari fasilitator kami terkait dengan budaya positif yang telah kami paparkan sebelumnya.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi
kontekstual pada tanggal 15 Desember
2022 dengan tugas
melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu murud di sekolah dengan Langkah
membuat scenario restitusi dan membuat video dokumentasi hasil praktik segitiga
restitusi yang sudah dilaksanakan dan di kirim ke LMS.
Kegiatan di modul 1.4 ini diakhiri dengan
kegiatan diskusi virtual di ruang Elaborasi pemahaman bersama instruktur
nasional yaitu ibu Siti Hamidah pada hari Jumat tanggal 19 Desember 2022 pada jam 13.00 s/d 14.30 WIB.
B.
PERASAAN (FEELINGS)
Setelah mempelajari modul 1.4. tentang budaya
positif yang meliputi disiplin positif, teori motivasi, nilai-nilai kebajikan
universal dan keyakinan kelas, lima posisi kontrol guru, lima kebutuhan dasar
manusia, dan restitusi maka ada perubahan yang fundamental pada diri saya. Saya
jadi lebih terbuka agar cara menangani siswa menjadi lebih baik lagi. Selama
ini cara menangani siswa yang bermasalah
tidak didasarkan pada pengetahuan terkait budaya positif, maka yang terjadi
siswa kelihatan patuh terhadap apa yang diinginkan guru. Penanganan siswa
cenderung pada posisi sebagai penghukum tanpa memperdulikan dampak negatif yang
muncul pada diri siswa.
Disisi lain saya tidak memperhatikan akan pentingnya keyakinan
kelas. Yang selama ini saya jalankan hanyalah kesepakatan kelas yang mengandung
konsekuesi yang bersifat menghukum. Dampak negatif yang ditimbulkan pada diri siswa
tidak saya perhatikan. Awalnya saya berpendapat rasa ikhlas akan muncul bila
mereka sudah terbiasa melakukan walau dengan terpaksa.
Hambatan penerapan budaya positif yang paling
dirasakan diantaranya motivasi yang ditimbulkan dari treatment yang saya
berikan menjadikan siswa hanya sekedar menghindari ketidaknyamanan (hukuman)
saja. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kejadian ketika saya tidak hadir
mendampingi siswa, maka mereka akan mengabaikan semua peraturan yang sudah
disepakati bersama. Contoh kegiatan: Siswa tidak membersihkan bengkel selesai
praktik ketika saya tidak hadir mendampingi siswa. Ada juga siswa sering tidak masuk kelas (Alpha) pada saat jam pembelajaran
tertentu. Siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu atau bahkan tidak
mengerjakan sama sekali.
Untuk mengatasi hambatan rendahnya motivasi
instrinsik siswa, maka saya harus mengubah cara membimbing siswa terutama yang
bermasalah. Kiranya perlu segera disepakati adanya keyakinan kelas yang bisa
membangun budaya positif siswa. Posisi kontrol yang dikedepankan yakni sebagai
manajer. Posisi kontrol yang lain tetap bisa dilakukan untuk menunjang
keberhasilan posisi kontrol manajer. Saya berharap pengetahuan budaya positif
ini bisa ditularkan ke sesama teman sejawat agar penerapan budaya positif ini bisa berdampak luar pada murid.
C.
PEMBELAJARAN (FINDING)
Pembelajaran yang dapat saya ambil selama menerapkan
restitusi dalam rangka menumbuhkan budaya positif yakni setiap masalah yang
timbul dari diri siswa pasti ada sebab/tujuannya. Hal baru yang saya dapatkan
yakni dengan memahami pengetahuan akan budaya positif maka muncul variasi cara
menangani siswa. Dalam menangani siswa selalu memperhatikan efek negatif yang
timbul diusahakan seminimal mungkin. Usahakan solusi yang dimunculkan bersumber dari siswa itu sendiri,
agar mereka menjadi lebih kuat dan merasa dihargai.
D.
PENERAPAN (FUTURE)
Sebagai guru saya harus mampu menggali informasi
sedetail mungkin sumber masalah siswa. Bila sudah tergali sumber masalahnya,
baru memunculkan solusi. Usahakan solusi yang ditawarkan bersumber dari
inisiatif siswa sendiri, agar dalam memecahkan masalahnya mereka tidak merasa
di tekan. Usahakan agar mereka tetap
bersemangat melakukannya tanpa disuruh guru. Sesekali dilakukan konfirmasi
terhadap perubahan perilaku siswanya. Bila masih belum berubah lakukan
restitusi ulang.